Kalo pemadam kebakaran punya semboyan “Pantang Pulang Sebelum Padam” daku pada awal bikin blog ini juga punya semboyan “Pantang Mundur Update Blog”, namun rupanya seiring berjalannya waktu dan bertambahnya usia (akhirnya ngaku juga kalo udah uzur), menjaga ritme supaya nge-update blognya teratur itu susaaaah banget, itu semua akibat sebuah penyakit akut yang namanya “angot-angotan”. Resep-resep yang mau diuji coba sudah ngantri namun si koki tak kunjung “on fire” .
Buat tombo ati, daku mau posting resep keciput yang udah lama kupraktekkan dan baru terperanjat (lebay) setelah lihat satu folder foto-foto hasil praktek yang belum pernah diposting dimari. Hubby yang rajin mindah-mindahin foto dari kamera dan namain foldernya bikin aku susah ngenalin jadi gak pernah kubuka, sekalinya kubuka whuaaa ini kan belum pernah kuposting. Biasanya kalo udah kayak gini hubby cuma komentar “yang ngeblog siapa yang repot siapa”, dan biasanya kusautin “yang rempong siapa yang makan siapa”. Setelah itu pastilah uber-uberan terjadi dan hukumannya yang tertangkap akan di-itik2 sampe ampun-ampunan, dan seperti biasa Syifa yang sok dewasa akan bilang gini “ yaaah, kumat lagi deh nih berdua”
Oke dee, langsung aja deh aku copaskan resep keciput yang aku ambil dari Buku keluaran Femina Seri 52 Resep Sedap Hidangan Lebaran Nostalgia Dapur Nenek.
KECIPUT
Untuk 350 gram
Untuk 350 gram
Bahan:
200 gram tepung beras ketan
3 butir telur ayam
4 sdm gula pasir
½ sdt garam
100 gram wijen putih
Minyak untuk menggoreng
Cara Membuat:
1. Campur semua bahan, kecuali wijen, uleni hingga rata dan kalis (kalis mean sudah tidak lengket baik ke wadah maupun ke tangan)
2. Bentuk adonan bulta-bulat kecil sebesar kelereng, gulingkan di atas wijen hingga seluruh permukaan tertutup rata. Lakukan hingga semua bahan habis.
3. Goreng dalam minyak banyak di atas api sedang hingga terapung dan matang. Angkat, tiriskan. Sajikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar